top of page
Search

Updated: May 3, 2020

Indonesia memiliki kekayaan yang melimpah terutama kekayaan budayanya. Permainan tradisional merupakan warisan budaya bangsa yang sangat berharga. Masing-masing daerah memiliki permainan tradisional sendiri, kebayang kan seberagam apa permainan tradisional nusantara? Kali ini Hompimpa akan membahas sekilas mengenai permainan tradisional asal Jawa Barat nih, mulai dari Tokecang hingga Oray-orayan!


1. Tokecang



Source: brilio.net

Tak bisa dipungkiri, sebagian dari kita saat membaca kata “tokecang” pasti teringat akan salah satu sinetron anak jaman dulu yang berjudul “Eneng dan Kaos Kaki Ajaib”, sinetron yang popular di tahun 2007 ini secara tidak langsung memperkenalkan permainan tradisional tokecang dari theme song mereka yang sampai sekarang masih terngiang di benak banyak penontonnya.

Berdasarkan dari berbagai sumber, kata “tokecang” sendiri ternyata merupakan kepanjangan dari “tokek makan kacang”. Lagu ini menceritakan tentang orang yang terlalu banyak makan atau rakus. Lagu ini mengandung nilai yang mengajarkan untuk tidak bersikap rakus.

Cara memainkan permainan ini yaitu pertama-tama setiap orang harus saling berhadap-hadapan dengan pasangan bermainnya sambil berpegangan tangan. Jangan lupa sambil menyanyikan lagu tokecang, wajib hukumnya. Setelah itu pasangan harus berbalik arah sambil memutar tangannya hingga ke belakang barisan. Apabila sudah memasuki part “sapariuk kosong” pada lagu, maka setiap pasangan wajib mengangkat tangan sebagai tanda selesai. Jika ada yang melanggar maka hukumannya adalah menyanyikan lagu tokecang sampai selesai.


2. Engklek



Source: salamadian.com

Permainan tradisional engklek tidak hanya popular di Jawa Barat, permainan ini popular di hampir seluruh daerah di Indonesia, namun dengan sebutan lain seperti: téklék, ingkling, sundamanda / sudah-mandah, jlong jling, lempeng, dende atau dampu. Engklek biasanya dimainkan oleh anak-anak, dengan jumlah pemain sekitar tiga sampai dengan lima orang. Untuk dapat bermain, setiap anak harus berbekal gacuk yang biasanya berupa sebentuk pecahan genting, yang juga disebut kreweng, yang dalam permainan, kreweng ini ditempatkan di salah satu petak yang tergambar di tanah dengan cara dilempar, petak yang ada gacuknya tidak boleh diinjak / ditempati oleh setiap pemain, jadi para pemain harus melompat ke petak berikutnya dengan satu kaki mengelilingi petak-petak yang ada.

Pemain yang telah menyelesaikan satu putaran terlebih dahulu, berhak memilih sebuah petak untuk dijadikan "sawah" mereka, yang artinya di petak tersebut pemain yang bersangkutan dapat menginjak petak itu dengan kedua kaki, sementara pemain lain tidak boleh menginjak petak itu selama permainan. Peserta yang memiliki kotak paling banyak adalah yang akan memenangkan permainan ini. Berikut merupakan link video yang dapat menggambarkan lebih jelas

.


3. Sunda Bebentengan



Source: wisnujadmika.wordpress.com

Permainan berkelompok ini membutuhkan ketangkasan, kecepatan berlari dan strategi yang handal. Sunda bebentengan merupakan salah satu permainan tradisional yang sangat bagus digunakan untuk berolahraga karena setiap pemain harus berlari untuk menjaga benteng dan menangkap lawan. Tujuan utama dari permainan ini adalah menyerang dan mengambil alih “benteng / markas” lawan. Yang dijadikan sebagai benteng dapat berupa objek seperti pohon, tiang, hingga tumpukan batu bata. Ketika menyentuh benteng lawan biasanya pemain akan berteriak “BENTEEENG”, dengan begitu kelompok yang berhasil merebut benteng lawan bisa terhitung dengan sah skornya.


4. Oray-orayan



Source: salamadian.com

Permainan ini sangat mudah dan menyenangkan untuk dilakukan karena tidak ada bahan atau alat yang diperlukan selain sebidang tanah yang cukup luas agar anak-anak leluasa membentuk barisan seperti oray (ular). Bagian depan diartikan sebagai hulu (kepala) dan bagian tengah serta belakang diartikan sebagai bagian tubuh dan ekor. Pemain membentuk satu barisan dengan saling memegang pundak teman di depannya. Sambil berjalan tak lupa menyanyikan lagu permainan ini yang liriknya seperti berikut:


Oray orayan Luar leor mapay sawah Tong ka sawah Parena keur sedeng beukah Oray-orayan Laur leor mapay leuwi Tang ka leuwi Di leuwi loba nu mandi Oray-orayan Oray naon, orya bungka, bungka naon, bungka laut Laut naon, laut dipa, dipa naon, dipandeuriii…


Begitu lagu berakhir, sang kepala berusaha menangkap bagian ekor, sementara sang ekor sendiri harus mengatur strategi agar tidak tertangkap sehingga akan tampak seperti seekor ular yang meliuk-liuk karena antara kepala dengan ekor seakan saling mengejar. Yang harus menyesuaikan barisan adalah bagian tubuh ular karena tidak boleh putus. Hal ini membuat bagian tubuh seakan meliuk-liuk untuk mengikuti gerakan kepala dan ekor.


Ditulis oleh: Rizta Insani Ramadhanty.

17 views0 comments

Updated: May 3, 2020

Permainan tradisional Nusantara memiliki keanekaragaman di berbagai wilayah yang tersebar ke seluruh provinsi di Indonesia. Permainan yang sudah turun temurun dari jaman dahulu ini sangat digemari oleh anak anak kecil terutama generasi 90-an. Banyak sekali jenis permainan yang bisa dimainkan kapan pun dan dimana pun. Keunggulan tersendiri bagi permainan tradisional yang hanya menggunakan alat-alat sederhana untuk digunakan bermain seperti kayu, batu, tanah serta alat-alat yang mudah ditemui lainnya. Kita semua terkadang rindu akan permainan-permainan yang menghiasi masa kecil kita itu, maka dari itu sejenak kita bernostalgia dan mengenali apa saja alat dari permainan tradisional Nusantara!



Egrang

Egrang merupakan permainan sekaligus olahraga tradisional yang sudah ada sejak jaman dahulu dan dijadikan salah satu bentuk perjuangan pada jaman penjajahan setiap 17 Agustus-an. Egrang memilik banyak sebutan di tiap daerah di Indonesia seperti Jajangkungan di Jawa Barat, Tilako di Sulawesi, Batungkau di Kalimantan, sedangkan di Sumatera Barat lebih dikenal dengan nama Tengkak-tengkak. Namun banyak orang di Indonesia lebih mengenalnya dengan sebutan Egrang atau Engrang. Egrang merupakan suatu permainan yang menggunakan bambu setinggi 1,5 hingga 2 meter dengan pijakan sekitar 30 hingga 50 cm. Permainan ini dilakukan dengan cara kita berpijak pada pijakan bamboo dan mulai melangkah dengan keselarasan tangan dan kaki.


Lompat Karet

Lompat karet atau biasa disebut juga lompat tali dan di beberapa daerah tertentu permainan ini disebut maen karet merupakan permainan yang dilakukan secara berkelompok tiga orang atau lebih. Cara bermainnya pun sangat mudah, dari mulai ujung kaki hingga ke kepala permainan ini akan berakhir. Akan ada dua orang menjadi pemegang tali yang dibentangkan sekitar 3 hingga 4 meter lalu sisanya melompat melewati karet tersebut, orang yang selesai melompat akan menggantikan orang yang memegang tali untuk mendapat giliran hingga nantinya ada orang yang mengenai karet tersebut yang akan bertugas untuk memegangi talinya. Cara untuk membuat karetnya pun sangat mudah dan sangat digemari oleh anak kecil perempuan yang tidak jarang menyukai untuk membuat karet. Caranya hanya dengan membuat dua karet gelang yang disimpulkan ke dua karet gelang lainnya sehingga memanjang dan cukup untuk dibentangkan.


Engklek

Engklek merupakan permainan lompat melompat di atas permukaan tanah yang datar, yang nantinya akan dilompati oleh tiap anak-anak yang bermain. Permainannya cukup mudah dan sederhana tetapi sangat digemari oleh banyak anak-anak. Cukup dengan menggunakan batu atau benda padat lainnya yang bisa membuat garis di tanah untuk membentuk susunan kotak sebagai tantangan. Ada tiga susunan kotak yang paling banyak dijumpai yaitu berbentuk pesawat, gunung dan baling-baling. Tidak hanya melompat melewati susunan kotak yang ada tetapi kita juga harus melempar gaco dan mengambil itu di kotak berikutnya. Gaco merupakan potongan genteng atau bisa digantikan oleh batu yang pipih.


Penulis: Refan Gema Pradifta

22 views0 comments
  • Writer's picturehompimpa

Updated: May 3, 2020

Indonesia memiliki ragam budaya, hal ini yang menyebabkan kekayaan budaya di Indonesia seakan-akan tidak terbatas. Mulai dari makanan, minuman, rumah adat, tarian, kesenian, hingga bahasa memiliki ciri khas tersendiri di daerah masing-masing. Hal ini yang menyebabkan kekayaan budaya dan permainan tradisional yang ada di Indonesia. Beberapa permainan tradisional sejenis bahkan memiliki nama yang berbeda sesuai dengan daerah-daerah di Indonesia, mungkin dengan sedikit perubahan minor yang disesuaikan dengan daerahnya. Salah satu permainan tradisional yang menarik dan memiliki nama yang beragam adalah engklek. Engklek yang sudah tidak asing di Indonesia ini, ternyata memiliki beragam nama di daerah-daerah tertentu, misalkan saja di Betawi, engklek dikenal dengan nama dampu bulan. Sedangkan, di Riau disebut setatak, di NTT dikenal dengan siki doka. Perbedaan dari beberapa permainan di atas hanya terletak di namanya saja, sedangkan untuk cara bermainnya sama. Cara memainkan engklek adalah dengan melompat dengan satu kaki pada kotak-kotak yang telah dibuat. Namun, untuk kotak-kotak yang letaknya bersebelahan seperti sayap, pemain tidak perlu melompat dengan satu kaki, melainkan meletakkan kakinya pada kedua kotak tersebut secara bersamaan. Lompatan dilakukan secara berurutan mulai dari kotak yang paling dekat dengan pemain sampai kotak terakhir. Pada awalnya, para pemain akan melakukan suit untuk menentukan giliran. Pemain yang memperoleh giliran pertama akan melemparkan gaconya pada kotak pertama. Gaco yang dilemparkan harus tepat berada di dalam kotak, tidak boleh keluar kotak atau mengenai garis tepi kotak. Apabila hal demikian terjadi, maka akan digantikan oleh pemain selanjutnya. Pemain pun selanjutnya melakukan lompatan dengan satu kaki pada kotak-kotak tersebut, namun perlu diingat, untuk kotak yang terdapat gaco, tidak boleh diinjak. Permainan diulangi demikian untuk kotak kedua, ketiga, dst hingga seluruh kotak selesai dilempari gaco. Terakhir, apabila telah ada pemain yang berhasil menyelesaikan satu putaran, maka pemain tersebut berhak mendapatkan rumah di salah satu kotak. Caranya penentuan rumah macam-macam, bergantung pada pola engklek yang dimainkan. Salah satunya adalah dengan cara berdiri membelakangi kotak permainan dan melemparkan gaco pada kotak yang dituju. Apabila gaco jatuh pada kotak yang diinginkan, maka kotak tersebut akan menjadi hak milik (rumah) dari pemain tersebut. Permainan pun umumnya akan dilanjutkan hingga keseluruhan kotak telah dimiliki oleh para pemain. Disamping menyenangkan, engklek juga sangat membantu untuk melatih motorik dan juga konsentrasi anak. Budaya berbentuk permainan tradisional harus kita jaga, agar kelak masih dapat dirasakan oleh generasi-generasi muda Indonesia di masa depan, karena sebagaimana kita tahu, bahwa permainan tradisional juga memiliki sisi positif seperti untuk sarana bersosialisasi dan juga melatih motorik anak-anak.

95 views0 comments
1
2

Hompimpa merupakan website yang menyajikan berbagai macam konten mengenai permainan anak tradisional nusantara sebagai portal edukasi terhadap pelestarian kebudayaan tradisional Indonesia pada zaman modern.

 

bottom of page